selamat malam teman-teman , ini postingan pertama saya , mudah-mudahan bermanfaat untuk anda semua .
Pada
kesempatan ini saya akan coba-coba membahas tentang ilmu tasauf, ilmu tasauf
adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu islam yang utama, yaitu ilmu tauhid ( Usuluddin ) , ilmu Fiqih dan ilmu Tasauf.
Ilmu
Tauhid bertugas membahas soal I’tiqod, seprti I’tiqod mengenai ketuhanan,
kerosulan, hari akhirat dan lain-lain sebagainya.
Ilmu
Fiqih bertugas membahas, soal-soal ibadat lahir, seperti sembahyang, puasa,
zakat, naik haji dan lain-lain.
Ilmu
tasauf bertugas membahas soal-soal yang bertalian dengan akhlak dan budi
pekerti, bertalian dengan hati, yaitu cara-cara ikhlas,khusyu’, tawadhu’,
muroqoba, mujahadah, sabar, redha, tawakkal, dan lain-lain.
Ringkasannya
: Ta’luk kepada I’tiqod, Fiqih ta’luk kepada amal ibadat, dan tasauf ta’luk
kepada akhlak.
Kepada
setiap orang islam dianjurkan supaya beri’tiqod sebagai mana yang di atur dalam
ilmu tauhi, supaya beribadat sebagai mana yang diatur dalam ilmu fiqih , dan
supaya ber-akhlak sesuai dengan ilmu Tasauf.
Sepanjang
sejarah, dalam ilmu tauhid ( Usuludin ) telah menonjol ulama-ulama besar,
seprti :
1. Syekh
Abu Hasan al Asy’ar. (wafat_ 324 H).
2. Syekh
Abu Mansyur al Maturidi. (wafat_333H).
3. Syekh
Al Baqilani. (wafat_403 H).
4. Syekh
Al Asfaraini. (wafat_ 406 H).
5. Syekh
Al-Qusyairi. (wafat_465 H).
6.
Syekh Al Juwaini. (Imamul Haramaini). Wafat_460
H).
7.
Dan lain-lain.
Dalam ilmu
fiqih telah menonjol ulama-ulama besar, seperti :
1.
Imam Hanafi. (wafat_150 H).
2.
Imam Maliki. (wafat_179 H).
3.
Imam Syafi’i. (wafat_205 H).
4.
Imam Ahmad bin Hanbal. (wafat_241 H).
5.
Imam Al Juaini. (wafat_460 H).
6.
Imam Nawawi. (wafat_676 H).
7.
Imam Ar Ramli. (wafat_1004 H).
8.
Imam Ibnu Hajar Al Haitami. (wafat_974 H).
9.
Syekh Khotib Syarbaini. (wafat_977 H).
10.
Syeikh Zakaria Al Anshari. (wafat_926 H).
11.
Dan lain-lain.
Dalam ilmu
Tasauf telah menonjol ulama-ulama besar, seperti :
1.
Syeikh Hasan Basri. (wafat_110 H).
2.
Syeikhah Rabi’atul Adawiyah. (wafat_135 H).
3.
Syeikh Sufyan Tsur. (wafat_161 H).
4.
Syeikh Ibrahim bin Adham. (wafat _161 H).
5.
Syeikh Syaqiq Al Balahi. (wafat_195 H).
6.
Syeikh Ma’ruf Al Kharkhi. (wafat_200 H).
7.
Syeikh Siri siqth. (wafat_257 H).
8.
Syekh Dzin Nun Al Misri. (wafat_245 H).
9.
Syeikh Junaedi Al Baghdadi. (wafat_297 H).
1.
Syeikh abu yazid al busthami. (wafat_ H)
2.
Syeikh Abu Tholib al Makki. ( wafat_386 H)
3.
Syeikh Al Qusyairi. (wafat_465 H)
4.
Hujjatul islam Abu Hamid. (wafat_505 H).
5.
Dan lain-lain.
Beliau-beliau
inilah di antaranya ulama-ulama yang menggodog, merumuskan, dan langsung membukukan ilmu-ilmu dalam vaknya masing-masing,yaitu dalam Ushuluddin, Fiqih dan Tasauf, sehingga
kita dapat menikmati karya beliau-beliau
itu dengan membaca kitab-kitabnya dan mempelajari pendapat-pendapatnya dalam
pelbagai kitab yang terbit kemudian.
Sesudah masa abad beliau-beliau
ini, muncul lah berpuluh-puluh dan bahkan berates-ratus ulama islam yang
mengikuti jejak beliau-beliau itu dengan mengarang buku-buku dan kitab-kitab
yang bertalian dengan ilmu Ushuluddin, Fiqih dan tasauf yang smpai sekarang
kita pelajari dan kita nikmati serta kita pedomani.
Sebagian yang saya uraikan di atas bahwa sasaran ajaran Tasauf ialah akhlak dan budi pekerti yang baik berdasarkan kasih cinta kepada Tuhan.
Karena itu ajaran tasaruf
terdapat dalam hampir setiap agama,seperti agama Budha, agama yahudi, agama
Kristen, dan lain-lain agama karena tujuan dari agama-agama itu pada mulanya
akhlak yang baik, budi perkerti yang luhur berdasarkan cinta kasih kepada
tuhan.
Oleh karena itu andaikata
terdapat persamaan ajaran antara Budha atau Kristen dalam soal Tasauf dengan
islam, maka janganlah cepat-cepat di ambil kesimpulan bahwa Tasauf itu di ambil
dari agama Budha atau Kristen.
Seorang ulama wanita ahli Tasauf
yang besar,Ibu Robi’atul Adawiyah, (wafat _135 H) mendasarkan tasaufnya pada “
kasih “dan “cinta” berdasarlkan “hub”. Tetapi beliau bukan mengambil
“kasih”dan”cinta itu dari ajaran agama Kristen, sebab menurut ajaran islam Ibu
Robi’atul adawiyah tidak di kenal pernah belajar kepada orang-orang Kristen.
Hub atau cintanya Ibu Robi”ah
berdasar Islam, bersumberkan Qur”an dan Hadist, dan “Hub” yang ada dalam ajaran
Kristen tentu berdasarkan ajran-ajaran al masih
Hal ini tidak heran adanya
terdapat persamaan ,Karena kedua ini
berasal dari Tuhan Yang Maha Esa juga, dari satu sumber.
Begitu juga kalau terdapat persamaan
ajaran dengan Tasauf agama Budha, maka juga tidak mengherankan karena ada
kemungkinan bahwa agama Budha adalah agama samawi juga, dibawa oleh Rosul tuhan
yang namanya tidak tersebut dalam Al Qur’an. Sebab Rasul-rasul itu banyak,
bukan 25 orang saja tetapi yang wajib kita ketahui hanyalah yang 25 orang, yang
namanya tersebut dalam al Qur’an.
Dalam hal Ini Tuhan brfirman:
Artinya :
Dan rosul-rosul yang dulu-dulu itu
ada yang kami kabarkan kepada kamu dan ada pula yang tidak kami kabarkan. (An Nisa’: 164)
Maka ada kemungkinan Budha itu
dulu adalah seorang rasul, pembawa agama tuhan. Tetapi agamany a itu kemudian
di robah-robah oleh ummatnya sebagaimana keadaannya dengan agama yahudi dan
Nashara.
Karena itu dalam banyak hal terdapat
persamaan-persamaan ibadat antara agama Budha, Kristen dan islam.
Sama hal keadaannya dengan ilmu
Tauhid dan Fiqih, maka di dalam ilmu Tasauf terdapat kitab-kitab
yang menerangkan secara gamblang ilmu TAsauf itu dan sangkut pautnya
dengan Qur’an dan Hadist, dengan amal-amal sahabat Nabi, Tabi’in dan Tabi’
Tabii”iin.
Kitab-kitab itu tersiar luas
diseluruh pelosok dunia Islam, diantaranya :
1.
Ihy’a
‘Ulumuddiin, karangan Imam Al Ghazali.
2.
Mau izatul Mukminin-Mukhtasar Ihya’ Ulumuddiin,
karangan Al Qasimi.
3.
Bimbingan untuk mencapai tingkat Mukmin (terjemahan Mau’izatul mukminiin), bahasa
Indonesia-huruf latin, terjemah Mhd. Abdai Rathomy.
4.
Risalah Qusyairiyah, karangan Al Qusyairi.
5.
Tazkiratul Qurthubi, karangan As Sya’rani.
6.
Al Hikam, karangan Ibnu ‘thailah.
7.
Kitabul Arba’in, karangan Al Ghazali.
8.
Mi’rojus Salikin, karangan Al Ghazali.
9.
Minhajul Arifin, karangan Al Ghazali.
10.
Minhajul ‘Abidin, karangan Al Ghazali.
11.
Dan lain-lain.
Kitab-kitab
ini menguraikan dan menggali ilmu tasauf sedalam-dalamnya dari Qur’an dan
hadist sehingga ilmu itu menjadi terang menderang, dapat di jadikan suluh dan
pedoman dalam mengamalkan Tasauf dengan cara yang benar.
Oleh karena itu sekalian umat
islam yang berfaham Ahlussunnnah wal jama’ah dalam I’tiqod dan menganut madzhab
yang empat dalam syari’at dan ibadat, mengamalkan ajaran tasauf dan berpegang
teguh kepada pengajian-pengajiannya.
Dan untuk melengkapi ajian-ajian
tasauf, ahli-ahli sufi mengadakan istilah-istilah yang terkenal dalam ilmu
tasauf, sama juga halnya dengan ulama-ulama fiqih mengadakan istilah-istilah
yang bertalian dengan ilmu fiqih,Memang, setiap ilmu mempunyai istilah-istilah
sendiri.
Alhamdulillah, setahu kami umat
islam Indonesia terutama ulama-ulamanya mengamalkan sebaik-baiknya ajaran tasauf
itu, mereka khusyu’ dan Tawadhu’kepada Tuhan, Mujahadah dan muroqobah, sabar
dan tawakal, mereka menjauhi urusan duniawi yang berlebih-lebihan, mereka tidak
mengejar ketinggian pangkat duniawi,mereka baik dan jujur, dan lain-lain sifat
yang baik yang di ajarkan dalam ilmu Tasauf.
Tetapi disayangkan, sejarah
telah mencatat pula bahwa seorang ulama islam bernama ibnu Taimiyah, lahir di heran Syiria tahun 590 , wafat dan
bermakam di Damsyik tahun 728 H, adalah seorang ulama yang sangat anti Tasauf
dan bertekad untuk mengikis habis ilmu Tasauf sampai kepada akar-akarnya.
Pada zamannya beliau itu, di
Syiria dan mesir pengajian dan amal Tasauf sedang hangat-hangatnya diamalkan oleh
kaum Muslimiin, juga termasuk tokoh-tokoh yang berkuasa ketika itu menyokong
dan membantu amal ibadat Tasauf itu sebaik-baiknya.
Dan walaupun ibnu taimiyah sudah
berlalu selama 7abad, namun dalam waktu yang akhir-akhir ini di Indonesia muncul
lagi “cucu-cucu” ibnu taimiyah, yang dalam tingkah lakunya kelihatan menunjukan
kepada anti Tasaufdan ahli sufi.
Mereka mengarang
buku-buku, mereka menulis dalam majalah dan surat kabar, dimana mereka
membantah atau menyanggah ajaran Tasauf itu, sehebat-hebatnya, mereka
mengatakan bahwa ajaran Tasauf itu, bukan berasal dari ajaran islam, tetapi
berasal dari ajaran Budha dan Brahma. Mereka mengatakan bahwa ahli sufi itu
pemabuk dan pengicuh orang awam. Mereka mengatakan bahwa kaum sufiyahitu
penyembah kubur dan lain-lain tuduhan yang tidak enak di dengar.
Ada orang yang menyamakan antara
faham Syi’ah dengan faham Tasauf. Faham “Wihdatul wujud”, yaitu faham Hullul
dan Ittihad di katakannya faham Tasau, padahal itu adalah faham dari firqoh Syi’ah
yang di pelopori oleh Ibnu ‘arobi, dan al Hallaj(wafat karena dihukum mati tahun
309 H).